Kamis, 05 Juni 2014

Taksonomi Pendidikan Bloom Revisi



Seiring dengan perkembangan paradigma dan praktik pendidikan serta kemajuan sains dan teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson memprakarsai untuk merevisi Taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi
Perubahan terjadi pada level 1 yang semula sebagai knowledge (tahu, pengetahuan) berubah menjadi remembering (mengingat).Perubahan terjadi juga pada level 2, yaitu comprehension yang dipertegas menjadi understanding (paham, memahami). Level 3 diubah sebutan dari application menjadi applying (menerapkan). Level 4 juga diubah sebutan dari analysis menjadi analyzing (menganalisis).  Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Evaluation versi lama diubah posisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari evaluation menjadi evaluating (menilai). Level 5 lama, yaitu synthesis (pemaduan) hilang, tampaknya dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama creating (mencipta). Penjabaran masing-masing level tersebut diperjelas dalam bentuk matrik sebagaimana tampak pada Tabel 2.1
  Table 2.1 Penjabaran Kategori dalam Kognitif Bloom revisi
Kategori & Proses Kognitif
Istilah Lain
Definisi
Contoh
1. Mengingat (Remembering) - Memanggil kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang (Long memory)
1.1 Mengenal
(Recognizing)
Mengidentifikasi
(Identifying)
Menempatkan pengetahuan di long memory  sesuai dengan materi yang disajikan
Mengenal symbol untuk jenis kelamin jantan
1.2 Mengungkap/ mengingat kembali/ menghafal (Recalling)
Menelusuri (Retrieving)
Menelusuri pengetahuan yang relevan dari long memory
Mengungkapkan kembali pengertian metabolism
2. Memahami (Understanding) - Membangun makna dari pesan pembelajaran, lisan, tulisan, dan komunikasi grafik
2.1 Interpretasi (Interpreting)
Menjelaskan (clarifying), menafsirkan (paraphrasing), menyajikan (representing), translasi (translating)
Mengubah bentuk penyajian
Mengubah kalimat dengan kata-kata ke dalam bentuk grafik (data pertumbuhan populasi katak di sawah ke dalam bentuk grafik)
2.2 Menerangkan dengan contoh (Exemplifying)
Menggambarkan (illustrating) & mencontohkan (instantiating)
Menemukan contoh spesifik atau menggambarkan konsep atau prinsip
Memberikan contoh hewan yang termasuk poikiloterm
2.3 Mengklasifikasi (Classifying)
Mengkategorikan (Categorizing), mengelompokkan (subsuming)
Menetapkan dalam kelompoknya
Mengelompokkan biji monokotil dan dikotil. Menentukan apakah biji alpukat termasuk dikotil?
2.4 Merangkum (Summarizing)
Mengabstraksi (abstracting), menggeneralisasi (generalizing)
Mengabstraksi tema umum
Setelah menyimak materi system pencernaan siswa dimina untuk membuat rangkuman
2.5 Inferensi (Inferring)
Menyimpulkan (concluding), ekstrapolasi (extrapolating), interpolasi (interpolating), prediksi (predicting)
Membuat kesimpulan yang masuk akal dari informasi yang disajikan
Menyimpulkan hubungan dua variabel intensitas cahaya dengan produk fotosintesis
2.6 Komparasi (comparing)
Mengkontraskan (contrasting), memetakan (mapping), mencocokkan (matching)
Mendeteksi kesesuaian antara dua atau lebih; benda, ide, peristiwa, dsb.
Apa perbedaan dan persamaan kromosom dengan kromatin?
Kategori & Proses Kognitif
Istilah Lain
Definisi
Contoh
2.7 Ekplanasi (Explaning)
Membangun model (constructing model)
Membangun hubungan sebab akibat dari suatu system
Bagaimana efek penyinaran dengan panjang gelombang tertentu pada fotosisntesis?
3. Menerapkan (Applying) – Menggunakan prosedur pada situasi yang diberikan (tertentu)
3.1 Melaksanakan (Executing)
Melaksanakan (carrying out)
Menerapkan prosedur untuk tugas yang sudah biasa
Menghitung kepadatan populasi ikan pada suatu kolam
3.2 Implementai (Implementing)
Menggunakan (using)
Menerapkan prosedur untuk tugas yang tidak biasa
Menjawab pertanyaan penelitian (bagaimana meningkatkan efektivitas suatu enzim)
4. Menganalisis (Analizing) – Menguraikan materi ke dalam bagian-bagiannya dan menenukan bagaimana bagian-bagian berhubungan satu dengan yang lain.
4.1 Deferensiasi (Differentiating)
Membedakan (discriminating, distinguishing), menyeleksi (selecting)
Membedakan bagian yang relevan dari yang tidak relevan atau bagian yang penting dari yang tidak penting
Membedakan tanaman Arecaceae dan Araucariaceae
4.2 Mengorganisasi (Organizing)
Menemukan (finding), koherensi (coherence), perpaduan (integrating), membuat garis besar (outlining), menguraikan (parsing), membentuk (tructuring)
Menetapkan bagaimana bagian-bagian atau fungsi di dalam struktur
Bagaimana prosedur menyusun suatu laporan penelitian




4.3 Mengetahui maksud (Attributing)
Dekonstruksi (deconstructing)
Menetapkan pandangan, bias, nilai/maksud
Menentukan maksud dari paparannya
5. Mengevaluasi (Evaluating) – Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
5.1 Mengecek (Checking)
Koordinasi (coordinating), mendeteksi (detecting), memonitor (monitoring), menguji (testing)
Mendeteksi ketidakkonsistenan atau alsan yag tidak masuk akal pada suatu proses atau produk; menemukan apakah suatu proses atau produk mempunyai konsistensi internal; mendeteki efektivitas prosedur yang diterapkan
Memeriksa apakah kesimpulan dari sebuah penelitian ditarik dari data hasil observasi
Kategori & Proses Kognitif
Istilah Lain
Definisi
Contoh
5.2 Mengkritisi (Critiquing)
Mempertimbangkan (judging)
Mendeteksi ketidakkonsistenan antara produk dengan kriteria luar; menemukan apakah suatu proses atau produk mempunyai konsistensi luar; mendeteksi ketepatan prosedur dengan masalah yang diberikan
Mempertimbangkan dua metode yang paling baik untuk memecahkan masalah
6. Mencipta (Creating) – Menggabungkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk suatu hubungan fungsional; mengorganisasi kembali bagian-bagian ke dalam pola atau yang baru
6.1 Membangun (Generating)
Berhipotesis (hypothesizing)
Mengusulkan hipotesis berdasarkan kriteria
Membangun hipotesis
6.2 Merencanakan (Planning)
Merancang (designing)
Memikirkan suatu prosedur untuk menyelesaikan tugas
Menguji hipotesis
6.3 Menghasilkan (Producing)
Menyusun (contructing)
Menentukan suatu produk
Membuat fermentasi alcohol dengan kadar tertentu





Perbedaan taksonomi hasil revisi dengan taksonomi yang dulu, terutama pada kerangka kerja yang telah direvisi memiliki dua dimensi. yaitu proses kognitif dan pengetahuan.
Dimensi pengetahuan oleh Bloom dibagi ke dalam empat kategori, yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif. Kategori-kategori inilah yang diasumsikan berada dalam kesinambungan dari konkrit (faktual) ke abstrak (metakognitif). Kategori konseptual dan prosedural saling melengkapi dalam hubungan keabstrakan, dalam beberapa kasus pengetahuan prosedural lebih konkrit daripada pengetahuan konseptual.
Pengetahuan faktual (pengetahuan berdasarkan fakta) meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam mengkomunikasikan, memahami, dan mengorganisasikan secara sistematis disiplin akademiknya (Anderson & Krathwohl, 2001: 45). Setiap siswa harus memiliki pengetahuan faktual berupa elemen-elemen dasar dari setiap ilmu yang mereka pelajari agar dapat menyampaikan, menyusun bahkan memahami ilmu tersebut atau dalam memecahkan masalah. Pengetahuan faktual dibedakan menjadi dua, yaitu pengetahuan faktual tentang istilah (knowledge of terminology) dan pengetahuan faktual terperinci khusus dan unsur-unsur.
Pengetahuan faktual tentang istilah meliputi pengetahuan label verbal dan nonverbal khusus dan simbol-simbol seperti kata-kata, angka-angka, tanda dan gambar (Anderson & Krathwohl, 2001: 45). Contoh dalam bentuk pertanyaannya adalah: “Apakah simbol untuk satu set kromosom normal manusia berjenis kelamin perempuan?”. Pengetahuan faktual terperinci khusus dan unsur-unsur berkenaan dengan pengetahuan mengenai kejadian-kejadian, lokasi-lokasi, orang-orang, tanggal, sumber informasi dan hal lainnya yang serupa (Anderson & Krathwohl, 2001: 47). Berikut ini contoh pengetahuan faktual terperinci dan unsur-unsur: “Di bagian organel yang manakah reaksi terang terjadi?”.
Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan mengenai kategori dan klasifikasi juga hubungan antara konsep-konsep dalam suatu disiplin ilmu secara lebih rumit dan membentuk pengetahuan terorganisir (Anderson & Krathwohl, 2001: 48). Contoh pertanyaan yang memuat pengetahuan konseptual: “mengapa anak yang kembar dengan kromosom yang sama memiliki beberapa karakter yang berbeda?”.
Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan tentang bagaimana” melakukan sesuatu (Anderson & Krathwohl, 2001: 52). Sesuatu di sini diartikan secara luas, bisa meliputi rangkaian atau urutan langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan suatu masalah seperti keterampilan-keterampilan, algoritma-algoritma, teknik-teknik, dan metode-meode, juga kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan penggunaan berbagai prosedur. Contoh pertanyaan prosedural: “Bagaimana menentukan kekerabatan beberapa spesies dengan membuat bagan filogenetik?”.
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang berfikir secara umum sebagai kesadaran dan pengetahuan tentang berfikir dirinya sendiri (Anderson & Krathwohl, 2001: 55). Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang dimiliki individu sebagai kemampuan dalam menyusun kesadaran terhadap proses berfikirnya sendiri agar apa yang dilakukannya dapat terkontrol dengan baik, sehingga siswa yang memiliki pengetahuan metakognitif akan menyadari keterbatasannya dalam belajar dan mengetahui kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya. Contoh pertanyaan pengetahuan metakognitif: “Apakah saya memahami masalah metabolisme lemak? Jika tidak memahami, apa yang harus saya lakukan?”.
Sebagai gambaran, di bawah ini disertakan penerapan kedua domain Taksonomi Bloom dalam pembelajaran sains sebagaimana tampak pada Tabel 2.2.
 Tabel 2.2 Penerapan Kognitif Bloom
The Knowledge Dimension
The Cognitive Process Dimension
(Overbaugh & Schultz dalam Amirin, 2010)
Menurut Widodo (2003), penggunaan taksonomi revisi sangat membantu dalam penyusunan soal untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa. Terdapat dua kelebihan Taksonomi Bloom hasil revisi dalam kaitannya dengan asesmen. Pertama, dengan dipisahnya pengetahuan dengan proses kognitif, guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur. Pengetahuan procedural dan metakognitif merupakan pengetahuan yang dalam Taksonomi Bloom lama kurang mendapat perhatian. Kedua, dengan taksonomi revisi, guru dapat mengembangkan pembuatan soal karena setiap jenis proses kognitif dapat divariasikan menjadi empat jenis soal dengan pengetahuan yang berbeda.

(*Dikutif dan disarikan dari berbagai sumber referensi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar