Sabtu, 07 Juni 2014

Memaknai Literasi Sains

Apakah masyarakat Indonesia sudah melek sains....?
Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan disiplin ilmu yang memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan manusia, oleh karena itu sains diperlukan oleh seluruh masyarakat Indonesia (science for all) dalam membentuk masyarakat yang melek sains.  Pembelajaran sains bertanggungjawab atas literasi sains  peserta didik, karena itu  kualitas pembelajaran sains perlu ditingkatkan agar dapat  mencapai taraf  pengembangan yang berkelanjutan (Liliasari,2011).

Menurut Echols dan Shadily (2000) dalam kamus bahasa Inggris , literacy artinya “melek huruf”, sedangkan istilah sains berasal dari bahasa Inggris Science yang bearti ilmu pengetahuan,  secara sederhananya literasi sains adalah melek terhadap sains/ilmu pengetahuan, Ada tiga aspek pengetahuan sains yang dipertanggungjawabkan para saintis, yaitu pemahaman, penjelasan, dan pengaplikasian. Siswa yang “melek” sains tidak hanya dapat mengikuti prosedur para saintis tapi juga dapat memahami, menjelaskan, dan mengaplikasikan pengetahuan mereka (Chiappetta & Koballa ( dalam Chamberlain,2012)

Literasi sains atau scientific literacy menurut PISA Program for International Student Assessment) didefinisikan sebagai kapasitas untuk  menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan untuk  menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti agar dapat memahami dan membantu  membuat keputusan tentang alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Literasi sains ini sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang. Literasi sains ini menurut Wenning (2007) merupakan tujuan utama dari pendidikan. Literasi  sains dianggap suatu hasil belajar kunci dalam pendidikan bagi semua siswa. Begitu pentingya literasi sains ini dimiliki oleh setiap orang, karena banyak manfaat yang dapat diperoleh jika kita sudah ‘melek ’ sains, tetapi secara berturut-turut, kemampuan literasi sains siswa Indonesia yang diikuti oleh siswa berusia 15 tahun, dari tahun ke tahun adalah pada tahun 2006 peringkat 50 dari 57 negara peserta, dan tahun  2009 adalah peringkat 60 dari 65 negara peserta dengan skor rata-rata Indonesia dari tahun ke tahun masih dibawah rata-rata skor internasional.

The National Science Education, mengungkapkan bahwa terdapat 6 elemen yang mengindikasikan bahwa seseorang itu literate terhadap sains, yaitu paham mengenai  sains sebagai inkuiri, konten sains, sains dan teknologi, sains dalam pandangan pribadi dan sosial, sejarah dan dan dasar sains dalam menyatukan konsep dan prinsip.  Jadi, Literasi sains adalah pengetahuan ilmiah individu, dan penggunaan pengetahuan itu untuk mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menuliskan kesimpulan berdasarkan bukti tentang isu yang berhubungan dengan sains. PISA juga menilai pemahaman siswa terhadap karakteristik sains sebagai pembentukan pengetahuan dan inkuiri manusia, kesadaran betapa pentingnya sains dan teknologi menumbuhkembangkan fisik kita, intelektual dan lingkungan budaya dan keinginan untuk ikut dalam isu-isu tentang sains dan dengan ide-ide sains sebagai warganegara yang reflektif (OECD,2006). Kerangka literasi sains PISA 2006 terdiri dari empat aspek yang saling berkaitan, yaitu: konteks, kompetensi/proses, pengetahuan/konten, dan sikap.

2 komentar:

  1. Pak Kusnadi...miris ya mengetahui peringkat Indonesia di setiap PISA dari tahun ke tahun...mungkin karena siswa-siswi kita tidak dilatih untuk menghadapi soal-soal jenis PISA yang meliputi aspek konteks, kompetensi, konten dan sikap, karena pembelajaran di Indonesia mulai dari tingkat SD, SMP bahkan SMA tidak mendukung siswa untuk mengerjakan soal-soal PISA.

    BalasHapus
  2. Ya Bu Susi, sebenarnya kita bisa mmpelajari soal-soal PISA, namun yang penting menurut hemat saya, kita harus diperbaiki proses pembelajaran sains di kelas, tidak semata-mata transfer pengetahuan saja, tetapi bagaimana melibatkan siswa dalam kegiatan yang bermakna, sebagaimana IPA dipandang sebagai inkuiri.. Ibu bisa melihat contoh2 soal dari Tes PISA dan kita coba rancang model pembelajaran yang dapat mendekati dan siswa kita bisa menjawab soal PISA tersebut. Terima kasih ataas komentarnya. Mari kita memulai memperbaiki sistem pembelajaran sains di sekolah...

    BalasHapus