Jumat, 14 November 2014

“Deep Learning” v.s. “Surface learning”



“Deep Learning”  v.s. “Surface learning”...Learning how to learn...

Dalam sepanjang hayat,  manusia senantiasa beriteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Interaksi ini merupakan fase belajar untuk mencapai suatu kedewasaan, baik dalam berpikir, bertindak dan beritikad. Pada dasarnya belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang menetap dan tidak diwariskan secara genetis sebagai hasil pengalaman-pengalaman yang terjadi sepanjang hayatnya. Gagne (1977) mendefiniskan bahwa Belajar  adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).

Cara dan pendekatan belajar seseorang akan mempengaruhi hasil belajarnya. Belajar sebagai respon interaksi dengan lingkungan akan mempengaruhi seseorang untuk memaknai belajarnya secara individual. Menurut para pakar pendidikan pendekatan belajar seorang siswa dapat dikelompokkan menjadi 2 pendekatan yaitu pendekatan dalam dan permukaan (deep and surface approaches of learning).

Pendekatan dalam “deep learning”   menekankan pada pemahaman dan mencari pemaknaan, mempelajari suatu konsep baru dan menghubungkannya dengan pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki. Sedangkan Pendekatan belajar permukaan “Surface”, menekankan suatu upaya belajar siswa untuk melengkapai tugas belajarnya, dengan mengingat sebanyak mungkin informasi, tidak mengkaitkan konsep baru baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinnya dan memperlakukan tugas sebagai paksaan atau beban eksternal. Rote learning (belajar menghapal) adalah contoh pendekatan permukaan. Secara faktual belajarnya tanpa kerangka yang bermakna.

Terlepas dari cara dan pendekatan belajar yang digunakan oleh seorang siswa, peran guru seharunya memberikan media dan fasilitas agar siswa dapat belajar secara bermakna. Guru dapat menjadi pengarah usaha belajar siswa agar mereka dapat meraih target dan tujuan belajarnya dengan maksimal. Mengajar yang baik harus memiliki karakteristik sebagai berikut: Mengundang rasa ingin tahu siswa; 1) Menantang  peserta didik untuk belajar; 2) Mengaktifkan mental, fisik dan psikis siswa; 3) Memudahkan guru dalam mengelola kelas ; 4) Mengembangkan kreativitas siswa; dan 5) Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar