Selasa, 27 Mei 2014

Malpraktek Pembelajaran IPA

IPA atau sains merupakan cara berpikir (the ways of thinking), dalam upaya mempelajari fenomena alam untuk memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan. Hakikat IPA sendiri bukan semata-mata produk hasil penemuan para ilmuan yang berupa konsep, prinsip, teori dan hukum-hukum yang ada dalam buku teks IPA, namu IPA juga merupakan suatu "inquiri" proses bertanya dan mencari jawaban terhadap fenomena alam yang dinamis, melibatkan aktivitas hands-on dan minds-on sehingga menghasilkan suatu generalisasi keilmuan yang sahih dan teruji, serta berimplikasi pada pemecahan  masalah kehidupan sehari-hari. Penemuan konsep, prinsip-prinsip, teori-teori dan hukum-hukum IPA bukanlah penemuan sekali jadi dan tiba-tiba, akan tetap penemuan yang panjang dan melellahkan, yang penuh semangat "curiosity"- rasa ingin tahu yang mendalam, dibarengi kecermatan, ketelitian dan mental baja untuk menemukan jawaban atas hipotesis yang dibangunya.

Namun kalau kita mencermati praktik pembelajarn IPA di sekolah-sekolah, masih banyak guru  yang mengajarkan IPA sebatas transfer pengetahuan berupa konsep-konsep, prinsip, teori dan hikum-hukum IPA, tanpa melibatkan siswa secara autentik dalam proses penemuan dan konstruksi konsep tersebut, sebagaimna para ilmuan melakukan penemuan dan mengkonstruksi konsep-konsep tersebut. Coba kita renungkan guru IPA mengajarkan konsep fotosintesis di SMA hanya cukup dengan 6 jam pelajaran alias 240 menit. Jauh sekali dengan waktu yang ditempuh oleh para ilmuan untuk menyelidiki proses tersebut menghasbiskan waktu bertahun-tahun lamanya, sementara siswa hanya mempelajari konsep tersebut dalam tempo 6 jam pelajaran. Jadi bukan hanya dalam bidang medis atau kedokteran saja terjadi malpraktek, akan tetapi telah terjadi malpraktek dalam bidang pendidikan IPA.  Jadi  bagaimana  seharusnya kita berbuat supaya tidak ada malpraktek dalam pemebelajaran IPA..?  Kita harus kembali pada hakikat pendidikan IPA itu sendiri, sehingga pembelajaran IPA akan lebih bermakna bagi anak bangsa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar