Seiring dengan
perkembangan paradigma dan praktik pendidikan serta kemajuan sains dan
teknologi, terutama perkembangan teknologi informasi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson memprakarsai untuk
merevisi Taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan
pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada
perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja.
Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke
yang lebih tinggi.
Perubahan terjadi pada level 1 yang semula sebagai knowledge (tahu, pengetahuan) berubah menjadi remembering (mengingat).Perubahan terjadi juga pada level 2, yaitu comprehension yang dipertegas menjadi understanding (paham, memahami). Level 3 diubah sebutan dari application menjadi applying (menerapkan). Level 4 juga diubah sebutan dari analysis menjadi analyzing (menganalisis). Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Evaluation versi lama diubah posisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari evaluation menjadi evaluating (menilai). Level 5 lama, yaitu synthesis (pemaduan) hilang, tampaknya dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama creating (mencipta). Penjabaran masing-masing level tersebut diperjelas dalam bentuk matrik sebagaimana tampak pada Tabel 2.1
Perubahan terjadi pada level 1 yang semula sebagai knowledge (tahu, pengetahuan) berubah menjadi remembering (mengingat).Perubahan terjadi juga pada level 2, yaitu comprehension yang dipertegas menjadi understanding (paham, memahami). Level 3 diubah sebutan dari application menjadi applying (menerapkan). Level 4 juga diubah sebutan dari analysis menjadi analyzing (menganalisis). Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. Evaluation versi lama diubah posisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari evaluation menjadi evaluating (menilai). Level 5 lama, yaitu synthesis (pemaduan) hilang, tampaknya dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama creating (mencipta). Penjabaran masing-masing level tersebut diperjelas dalam bentuk matrik sebagaimana tampak pada Tabel 2.1
Table 2.1 Penjabaran Kategori
dalam Kognitif Bloom revisi
Kategori & Proses
Kognitif
|
Istilah Lain
|
Definisi
|
Contoh
|
|
1. Mengingat (Remembering) - Memanggil kembali pengetahuan yang relevan dari
memori jangka panjang (Long memory)
|
||||
1.1 Mengenal
(Recognizing)
|
Mengidentifikasi
(Identifying)
|
Menempatkan pengetahuan di long
memory sesuai dengan materi yang
disajikan
|
Mengenal symbol untuk jenis kelamin jantan
|
|
1.2 Mengungkap/ mengingat kembali/ menghafal (Recalling)
|
Menelusuri (Retrieving)
|
Menelusuri pengetahuan yang relevan dari long memory
|
Mengungkapkan kembali pengertian metabolism
|
|
2. Memahami (Understanding) -
Membangun makna dari pesan pembelajaran, lisan, tulisan, dan komunikasi
grafik
|
||||
2.1 Interpretasi (Interpreting)
|
Menjelaskan (clarifying),
menafsirkan (paraphrasing),
menyajikan (representing),
translasi (translating)
|
Mengubah bentuk penyajian
|
Mengubah kalimat dengan kata-kata ke dalam bentuk grafik (data
pertumbuhan populasi katak di sawah ke dalam bentuk grafik)
|
|
2.2 Menerangkan dengan contoh (Exemplifying)
|
Menggambarkan (illustrating)
& mencontohkan (instantiating)
|
Menemukan contoh spesifik atau menggambarkan konsep atau prinsip
|
Memberikan contoh hewan yang termasuk poikiloterm
|
|
2.3 Mengklasifikasi (Classifying)
|
Mengkategorikan (Categorizing),
mengelompokkan (subsuming)
|
Menetapkan dalam kelompoknya
|
Mengelompokkan biji monokotil dan dikotil. Menentukan apakah biji alpukat
termasuk dikotil?
|
|
2.4 Merangkum (Summarizing)
|
Mengabstraksi (abstracting),
menggeneralisasi (generalizing)
|
Mengabstraksi tema umum
|
Setelah menyimak materi system pencernaan siswa dimina untuk membuat
rangkuman
|
|
2.5 Inferensi (Inferring)
|
Menyimpulkan (concluding),
ekstrapolasi (extrapolating),
interpolasi (interpolating),
prediksi (predicting)
|
Membuat kesimpulan yang masuk akal dari informasi yang disajikan
|
Menyimpulkan hubungan dua variabel intensitas cahaya dengan produk
fotosintesis
|
|
2.6 Komparasi (comparing)
|
Mengkontraskan (contrasting),
memetakan (mapping), mencocokkan (matching)
|
Mendeteksi kesesuaian antara dua atau lebih; benda, ide, peristiwa, dsb.
|
Apa perbedaan dan persamaan kromosom dengan kromatin?
|
|
Kategori & Proses
Kognitif
|
Istilah Lain
|
Definisi
|
Contoh
|
|
2.7 Ekplanasi (Explaning)
|
Membangun model (constructing model)
|
Membangun hubungan sebab akibat dari suatu system
|
Bagaimana efek penyinaran dengan panjang gelombang tertentu pada
fotosisntesis?
|
|
3. Menerapkan (Applying) –
Menggunakan prosedur pada situasi yang diberikan (tertentu)
|
||||
3.1 Melaksanakan (Executing)
|
Melaksanakan (carrying out)
|
Menerapkan prosedur untuk tugas yang sudah biasa
|
Menghitung kepadatan populasi ikan pada suatu kolam
|
|
3.2 Implementai (Implementing)
|
Menggunakan (using)
|
Menerapkan prosedur untuk tugas yang tidak biasa
|
Menjawab pertanyaan penelitian (bagaimana meningkatkan efektivitas suatu
enzim)
|
|
4. Menganalisis (Analizing) – Menguraikan materi ke dalam bagian-bagiannya dan
menenukan bagaimana bagian-bagian berhubungan satu dengan yang lain.
|
||||
4.1 Deferensiasi (Differentiating)
|
Membedakan (discriminating, distinguishing), menyeleksi (selecting)
|
Membedakan bagian yang relevan dari yang tidak relevan atau bagian yang
penting dari yang tidak penting
|
Membedakan tanaman Arecaceae dan Araucariaceae
|
|
4.2 Mengorganisasi (Organizing)
|
Menemukan (finding), koherensi
(coherence), perpaduan (integrating), membuat garis besar (outlining), menguraikan (parsing), membentuk (tructuring)
|
Menetapkan bagaimana bagian-bagian atau fungsi di dalam struktur
|
Bagaimana prosedur menyusun suatu laporan penelitian
|
|
4.3 Mengetahui maksud (Attributing)
|
Dekonstruksi (deconstructing)
|
Menetapkan pandangan, bias, nilai/maksud
|
Menentukan maksud dari paparannya
|
|
5. Mengevaluasi (Evaluating)
– Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
|
||||
5.1 Mengecek (Checking)
|
Koordinasi (coordinating),
mendeteksi (detecting), memonitor (monitoring), menguji (testing)
|
Mendeteksi
ketidakkonsistenan atau alsan yag tidak masuk akal pada suatu proses atau
produk; menemukan apakah suatu proses atau produk mempunyai konsistensi
internal; mendeteki efektivitas prosedur yang diterapkan
|
Memeriksa apakah kesimpulan dari sebuah penelitian ditarik dari data
hasil observasi
|
|
Kategori & Proses
Kognitif
|
Istilah Lain
|
Definisi
|
Contoh
|
|
5.2 Mengkritisi (Critiquing)
|
Mempertimbangkan (judging)
|
Mendeteksi
ketidakkonsistenan antara produk dengan kriteria luar; menemukan apakah suatu
proses atau produk mempunyai konsistensi luar; mendeteksi ketepatan prosedur
dengan masalah yang diberikan
|
Mempertimbangkan dua metode yang paling baik untuk memecahkan masalah
|
|
6. Mencipta (Creating) – Menggabungkan unsur-unsur secara bersama untuk membentuk
suatu hubungan fungsional; mengorganisasi kembali bagian-bagian ke dalam pola
atau yang baru
|
||||
6.1 Membangun (Generating)
|
Berhipotesis (hypothesizing)
|
Mengusulkan hipotesis berdasarkan kriteria
|
Membangun hipotesis
|
|
6.2 Merencanakan (Planning)
|
Merancang (designing)
|
Memikirkan suatu prosedur untuk menyelesaikan tugas
|
Menguji hipotesis
|
|
6.3 Menghasilkan (Producing)
|
Menyusun (contructing)
|
Menentukan suatu produk
|
Membuat fermentasi alcohol dengan kadar tertentu
|
|
Perbedaan taksonomi hasil revisi dengan taksonomi
yang dulu, terutama pada kerangka kerja yang telah direvisi memiliki dua dimensi. yaitu proses kognitif dan pengetahuan.
Dimensi pengetahuan oleh Bloom dibagi ke dalam
empat kategori, yaitu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif. Kategori-kategori inilah yang diasumsikan berada dalam
kesinambungan dari konkrit (faktual) ke abstrak (metakognitif). Kategori konseptual
dan prosedural saling melengkapi dalam hubungan keabstrakan, dalam
beberapa kasus pengetahuan prosedural lebih konkrit daripada pengetahuan
konseptual.
Pengetahuan faktual (pengetahuan berdasarkan
fakta) meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para ahli dalam
mengkomunikasikan, memahami, dan mengorganisasikan secara sistematis disiplin
akademiknya (Anderson & Krathwohl, 2001: 45). Setiap siswa harus memiliki
pengetahuan faktual berupa elemen-elemen dasar dari setiap ilmu yang mereka
pelajari agar dapat menyampaikan, menyusun bahkan memahami ilmu tersebut atau
dalam memecahkan masalah. Pengetahuan faktual dibedakan menjadi dua, yaitu
pengetahuan faktual tentang istilah (knowledge
of terminology) dan pengetahuan faktual terperinci khusus dan unsur-unsur.
Pengetahuan faktual tentang istilah meliputi
pengetahuan label verbal dan nonverbal khusus dan simbol-simbol seperti
kata-kata, angka-angka, tanda dan gambar (Anderson & Krathwohl, 2001: 45).
Contoh dalam bentuk pertanyaannya adalah: “Apakah simbol untuk satu set
kromosom normal manusia berjenis kelamin perempuan?”. Pengetahuan faktual
terperinci khusus dan unsur-unsur berkenaan dengan pengetahuan mengenai
kejadian-kejadian, lokasi-lokasi, orang-orang, tanggal, sumber informasi dan
hal lainnya yang serupa (Anderson & Krathwohl, 2001: 47). Berikut ini
contoh pengetahuan faktual terperinci dan unsur-unsur: “Di bagian organel yang
manakah reaksi terang terjadi?”.
Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan
mengenai kategori dan klasifikasi juga hubungan antara konsep-konsep dalam
suatu disiplin ilmu secara lebih rumit dan membentuk pengetahuan terorganisir
(Anderson & Krathwohl, 2001: 48). Contoh pertanyaan yang memuat pengetahuan
konseptual: “mengapa anak yang kembar dengan kromosom yang sama memiliki
beberapa karakter yang berbeda?”.
Pengetahuan prosedural adalah “pengetahuan
tentang bagaimana” melakukan sesuatu (Anderson & Krathwohl, 2001: 52).
Sesuatu di sini diartikan secara luas, bisa meliputi rangkaian atau urutan
langkah-langkah yang harus diikuti dalam memecahkan suatu masalah seperti
keterampilan-keterampilan, algoritma-algoritma, teknik-teknik, dan
metode-meode, juga kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan penggunaan
berbagai prosedur. Contoh pertanyaan prosedural: “Bagaimana menentukan
kekerabatan beberapa spesies dengan membuat bagan filogenetik?”.
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan
tentang berfikir secara umum sebagai kesadaran dan pengetahuan tentang berfikir
dirinya sendiri (Anderson & Krathwohl, 2001: 55). Pengetahuan metakognitif
merupakan pengetahuan yang dimiliki individu sebagai kemampuan dalam menyusun
kesadaran terhadap proses berfikirnya sendiri agar apa yang dilakukannya dapat
terkontrol dengan baik, sehingga siswa yang memiliki pengetahuan metakognitif
akan menyadari keterbatasannya dalam belajar dan mengetahui kesalahannya dan
berusaha untuk memperbaikinya. Contoh pertanyaan pengetahuan metakognitif:
“Apakah saya memahami masalah metabolisme lemak? Jika tidak memahami, apa yang
harus saya lakukan?”.
Sebagai gambaran, di bawah ini disertakan
penerapan kedua domain Taksonomi Bloom dalam pembelajaran sains sebagaimana
tampak pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Penerapan Kognitif Bloom
The Knowledge Dimension
|
The Cognitive Process Dimension
| |||||
(Overbaugh & Schultz dalam
Amirin, 2010)
Menurut Widodo (2003), penggunaan taksonomi revisi
sangat membantu dalam penyusunan soal untuk mengukur tingkat keberhasilan
siswa. Terdapat dua kelebihan Taksonomi Bloom hasil revisi dalam kaitannya
dengan asesmen. Pertama, dengan dipisahnya pengetahuan dengan proses kognitif,
guru dapat segera mengetahui jenis pengetahuan mana yang belum diukur.
Pengetahuan procedural dan metakognitif merupakan pengetahuan yang dalam
Taksonomi Bloom lama kurang mendapat perhatian. Kedua, dengan taksonomi revisi,
guru dapat mengembangkan pembuatan soal karena setiap jenis proses kognitif
dapat divariasikan menjadi empat jenis soal dengan pengetahuan yang berbeda.
(*Dikutif dan disarikan dari
berbagai sumber referensi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar