“Deep Learning” v.s. “Surface learning”...Learning how to learn...
Dalam sepanjang
hayat, manusia senantiasa beriteraksi
dengan lingkungan sekitarnya. Interaksi ini merupakan fase belajar untuk
mencapai suatu kedewasaan, baik dalam berpikir, bertindak dan beritikad. Pada
dasarnya belajar merupakan suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri siswa yang menetap dan tidak diwariskan secara genetis
sebagai hasil pengalaman-pengalaman yang terjadi sepanjang hayatnya. Gagne (1977) mendefiniskan bahwa Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi
perubahan kecenderungan manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan
kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance
(kinerja).
Cara dan pendekatan belajar
seseorang akan mempengaruhi hasil belajarnya. Belajar sebagai respon interaksi
dengan lingkungan akan mempengaruhi seseorang untuk memaknai belajarnya secara
individual. Menurut para pakar pendidikan pendekatan belajar seorang siswa
dapat dikelompokkan menjadi 2 pendekatan yaitu
pendekatan dalam dan permukaan (deep and
surface approaches of learning).
Pendekatan dalam “deep learning” menekankan
pada pemahaman dan mencari pemaknaan, mempelajari suatu konsep baru dan
menghubungkannya dengan pemahaman dan pengetahuan yang telah dimiliki. Sedangkan
Pendekatan belajar permukaan “Surface”, menekankan suatu upaya belajar siswa
untuk melengkapai tugas belajarnya, dengan mengingat sebanyak mungkin
informasi, tidak mengkaitkan konsep baru baru dengan pengetahuan yang telah
dimilikinnya dan memperlakukan tugas sebagai paksaan atau beban eksternal. Rote
learning (belajar menghapal) adalah contoh pendekatan permukaan.
Secara faktual belajarnya tanpa kerangka yang bermakna.
Terlepas dari cara dan pendekatan belajar yang
digunakan oleh seorang siswa, peran guru seharunya memberikan media dan
fasilitas agar siswa dapat belajar secara bermakna. Guru dapat menjadi pengarah
usaha belajar siswa agar mereka dapat meraih target dan tujuan belajarnya
dengan maksimal. Mengajar yang baik harus memiliki karakteristik sebagai
berikut: Mengundang
rasa ingin tahu siswa; 1) Menantang peserta didik untuk belajar; 2) Mengaktifkan mental, fisik dan psikis siswa; 3) Memudahkan guru dalam mengelola
kelas ; 4) Mengembangkan kreativitas siswa; dan 5) Mengembangkan pemahaman siswa terhadap materi yang
dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar