Para
ahli pendidikan memiliki pandangan yang berbeda tentang proses belajar yang
terjadi pada anak didik. Satu pihak berpandangan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku,
sehingga hasil belajar adalah sesuatu yang dapat diamati dengan indera manusia
langsung tertuangkan dalam tingkah laku yang kita kenal sebagai teori belajar
Behavioristik atau yang menganut paham behaviorisme. Kelemahan teori belajar
ini diantaranya adalah tidak mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks dan tidak semua hasil belajar dapat
diamati dan diukur secara langsung.
Sementara
pihak lain berpandangan bahwa belajar merupakan
suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia, yaitu proses perubahan “skemata”
atau struktur kognitif seserang dalam pikiran melalui konsepsi terhadap objek
atau kejadian, yang kita kenal sebagai teori belajar kognitif atau yang
beraliran kognitivisme. Kelemahan teroi belajar ini diantaranya adalah” Teori
inia sukar dipraktekkan, karena tidak mungkin memahami “struktur kognitif” yang ada dalam setiap siswa yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Sebenarnya mana yang terbaik apakah teori
belajar behavioristik atau kognitif....???
Apa
sebenarnya fungsi Teori belajar itu...? Dan apa hakikat belajar itu..?
Definisi
“Teori” sendiri merupakan kumpulan proposisi-proposisi yang
terintegrasi secara sintaktikal, yaitu mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat
menghubungkan secara logis proposisi yang satu dengan yang lain.
Teori dapat digunakan
untuk memprediksi dan menjelaskan peristiwa-peristiwa yang diamati.
Manfaat Teori belajar dalam praktik pendidikan diantaranya adalah: Dapat membantu guru untuk memahami bagaimana
siswa belajar, membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif , membimbing guru untuk merancang
dan merencanakan proses pembelajarannya, menjadi panduan guru untuk mengelola
kelas, membantu guru untuk mengevaluasi proses, perilaku guru sendiri serta
hasil belajar siswa yang telah dicapai, membantu guru dalam memberikan dukungan
dan bantuan kepada siswa sehingga dapat
mencapai prestasi maksimal.
Belajar
sendiri hakikitnya dalah proses perubahan pikiran, sikap dan perilaku seseorang
melalui serangkaian pengalaman dan pengamatan tehadap objek atau kejadian yang
menuju pada hal yang lebih baik (positif). Seseorang belajar ditandai dengan
adanya perubahan: tadinya tidak tahu
menjadi tahu, tadinya bodoh menjadi pintar, tadinya terbelakang menjadi maju,
tadinya malas menjadi rajin, tadinya jahat menjadi soleh, tadinya pemarah
menjadi penyabar, tadinya tidak terampil
menjadi terampil, tadinya tidak yakin menjadi yakin akan kebesaran Ilahi dan banyak
lagi tanda-tanda orang yang mengalami proses “belajar”.
Jadi
apapun teori belajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran, tidak menjadi
persoalan, yang penting tujuan dan prinsip belajar dapat tercapai. Karena
masing-masing teori memiliki kelebihan dan kelemahan, maka seyogyanya seorang
guru dapat secara arif menerapkan teori belajar sesuai dengan karkteristik
siswa dan konten atau materi pembelajaran yang akan disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar